Rabu, 01 Januari 2014
Peradaban Kuno dan Peradaban Modern di Museum Probolinggo
Melintas di Jalan Suroyo di pusat kota Probolinggo, ada pemandangan yang cukup menarik perhatian. Di antara rimbunnya pepohonan yang menaunginya, tampak sebuah pesawat terbang terpajang di halaman yang luas di depan sebuah bangunan.
Selain itu juga terdapat pajangan tank dan loko kuno . Semua pajangan benda itu ternyata benar-benar asli dan masih terawat dengan baik.
Selain itu juga terdapat pajangan tank dan loko kuno . Semua pajangan benda itu ternyata benar-benar asli dan masih terawat dengan baik.
Click : Nikmatnya Oleh-oleh Khas Tuban
Click : Jenazah Utuh Dimakamkan 35 Tahun Di Tuban
Pesawat, tank dan loko Itu adalah sebagian dari koleksi Museum milik pemerintah daerah Probolinggo, Jawa Timur. Selain untuk menarik perhatian pengunjung, adanya pajangan pesawat, tank dan loko kuno itu juga diharapkan bisa menjadi land mark baru di Kota Probolinggo.
Walau museum Probolinggo yang berada pusat kota ini masih berusia belia karena baru diresmikan pada tgl 15 Mei 2011 oleh Wali Kota Probolinggo HM. Buchori, namun kehadirannya cukup menarik perhatian banyak pengunjung.Terbukti dari banyaknya pengunjung setiap harinya yang datang ke museum ini sebagai tempat wisata alternatif di Probolinggo
Di museum yang bangunannya bergaya bangunan jaman kolonial Belanda inilah kita bisa mengetahui sejarah, peradaban dan benda-benda tentang Probolinggo di masa lampau.Di samping itu juga terpajang koleksi benda-benda peradaban modern lainnya.
Pesawat udara itu jenis pesawat Nomad N-22 bernomor P-830. Merupakan hibah dari TNI Angkatan Laut dan dulunya digunakan sebagai kendaraan patroli maritim. Sebagai benda koleksi ,pesawat buatan Australia tahun 1982 dan dibeli pada tahun 1997 ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat kebaharian dan dapat menjadi ‘ Landmark ‘ baru di kota yang berjulukan Kota Mangga itu.
Pesawat jenis pengintai dengan kapasitas penumpang sebanyak 13 orang dan dapat terbang 50 feet di atas permukaan laut itu dipasang tanpa mesin di landasan setinggi 5 meter . Pesawat Skuadron Udara 800 itu sudah tidak dfungsikan lagi karena jam terbangnya sudah habis sejak tahun 2007.
Selain itu juga sudah dicat ulang dengan warna abu-abu. Karena itu, meski sebenarnya merupakan pesawat bekas, tampilan pesawat yang berbobot 4,5 ton itu tampak seperti baru.
Tak jauh dari kolekasi pesawat udara itu, ada koleksi kendaraan militer lainnya berupa tank panser buatan Jerman yang dulunya digunakan oleh Marinir. Tank ini tampilan dan kondisinya juga cukup bagus. Sayang pagar besi sebagai pembatasnya terpasang cukup tinggi dan lebar sehingga cukup menghalangi pandangan mata pengunjung untuk melihat sosok tank itu secara lebih jelas.
Yang juga menarik, di areal taman museum ini juga terdapat lokomotif uap kuno. Lokomotif itu bertahun 1906 dan bermerek Orenstein & Koppel .Sebelumnya digunakan di Pabrik Gula Wonolangan, Dringu, Kab Probolinggo.
Melihat begitu berharganya ketiga benda yang dipajang di tempat terbuka itu , alangkah baiknya jika pihak museum membuat bangunan peneduh bagi pesawat, tank, dan lokomotif uap itu untuk melindunginya dari terpaan panas dan hujan secara langsung.
Melangkahkan kaki memasuki bangunan museum, di bagian depan museum terpajang koleksi museum berupa anjungan (gazebo ) dari kayu , dua patung singa dan perahu tambangan kuno yang dulunya digunakan sebagai moda transportasi air di probolinggo.
Sayang untuk koleksi benda museum yang berada di dalam ruangan tidak diijinkan memotret. Memasuki ruangan pertama museum ada koleksi mata uang RI pada jaman perjuangan, alat musik kecapi dan sandal kuno yang digunakan oleh wanita China tempo dulu, kapak perunggu, relief kayu, permainan tradisional, buku liturgi dan naskah kuno .
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
BreakSession :
Baca juga artikel-artikel menarik lainnya di Blog ini dengan LangsungKLIK Linkdi bawah ini atau kata-kata berwarna Biru lainnya :
Jenazah Utuh Walau Sudah Dimakamkan Puluhan Tahun
Sisi lain Keindahan Di Gunung Bromo
Jejak Panser Yang legendaris Di Surabaya
Kupat Ketheg yang Unik Dan Khas Di Gresik
Koleksi Keramik Kuno masa Dinasti Ming di Di House of Sampoerna
=================================================================Jenazah Utuh Walau Sudah Dimakamkan Puluhan Tahun
Sisi lain Keindahan Di Gunung Bromo
Jejak Panser Yang legendaris Di Surabaya
Kupat Ketheg yang Unik Dan Khas Di Gresik
Koleksi Keramik Kuno masa Dinasti Ming di Di House of Sampoerna
OLeh-oleh Khas Tuban
Play Group Hidayatullah - Tuban
Taman Kanak-Kanak Integral Hidayatullah - Tuban
Meraup Kesegaran Alami Di Pemadian Bektiharjo
Iklan Pajak Keliru Ala Tuban
Harimau di kelenteng Kwan Sing Bio
Wanita Mini 75 cm dari Tuban
Taman Kanak-Kanak Integral Hidayatullah - Tuban
Meraup Kesegaran Alami Di Pemadian Bektiharjo
Iklan Pajak Keliru Ala Tuban
Harimau di kelenteng Kwan Sing Bio
Wanita Mini 75 cm dari Tuban
Rumah Kucing Di Lamongan
Pesona Kuda Jingkrak di Tuban
Rumah Sakit Hantu Di Lamongan
Foto Gus Dur di Kelenteng Boen Bio
Ikon Ala Nazi di Kelenteng Kwan Sing Bio
Camilan Ampo Yang Terbuat dari Tanah
Menguji Adrenalin di Watu Ondo
Camilan Ampo Yang Terbuat dari Tanah
Menguji Adrenalin di Watu Ondo
Rambu Ala Slankers Di Bojonegoro
Buah Kepel Sebagai Deodoran Alami
Nikmat dan Segarnya Es Dawet Siwalan
Indahnya Alun-alun Tuban di Malam Hari
Pesona Kesegaran Air Terjun Sri Getuk
Ribuan Ikan dan Kelelawar di Gua Ngerong
Gemerlap Istana Dalam Gua
Gemerlap Istana Dalam Gua
Museum Anak Kolong Tangga
Jangkar Bermata Empat Di Museum Kambang Putih
Pesona Keindahan Candi Prambanan
Pondok Pesantren Dalam Gua Yang Fenomenal
Minuman Legen Yang Nikmat dan Segar
Jejak Majapahit di Candi Jabung
Koleksi yang menarik di ruangan yang tidak terlalu luas ini ini adalah keramik yang berwarna krem dengan bentuk seperti dispenser berukuran tinggi sekitar 40 cm buatan abad 18 dari Manchester – Inggris .
Memasuki ruangan yang kedua yang tampak lebih luas, pengunjung akan menjumpai arca Bima dan arca Maha Surya.Ada juga replika peralatan membajak di sawah, peralatan nelayan,membatik, dan lesung. Ada juga replika Pengantin Pendalungan khas Probolinggo dan kesenian daerah yang ada di Probolinggo seperti Jaran Bodhag dan tari Remo.
Benda-benda koleksi kebudayaan Arab dan China juga bisa dijumpai di ruangan ini. Untuk yang berkaitan dengan budaya Arab dipajang baju khas Arab, peralatan minum, sisha, dan tempat dupa. Sedangkan yang berkaitan dengan budaya China dipajang barongsai, tempat sesembahan, dan sebagainya.
Yang menarik, di ruangan ini terdapat dua gentong besar kuno yang dulunya digunakan oleh pabrik kecap tertua merek Orang Jual Sate yang berdiri dan berproduksi di Probolinggo. Pabrik kecap itu sampai sekarang masih eksis walau sudah berganti nama perusahaannya.
Benda-benda jaman Belanda juga ikut dipajang di ruangan ini seperti peralatan bangku dan papan tulis yang digunakan di sekolah jaman Belanda dan Lonceng kuno sebagai penanda untuk mengawali dan mengakhiri aktifitas kerja yang dulu digunakan di kantor Asisten Residen di Probolinggo pada tahun 1918.
Koleksi yang juga menarik perhatian adalah beberapa sepeda kuno merek Hercules Motor Cycle tahun 1940 dan merek The Humber tahun 1950 yang masih terawat dengan baik.
Ada juga koleksi hibah dari Wali Kota Probolinggo HM. Buchori berupa Vespa Congo warna merah tahun 1968, becak dan dokar. Ada yang cerita yang menarik tentang becak koleksi museum itu karena merupakan becak kenangan dari HM. Buchori karena dulunya becak itu dia gunakan untuk mencari penghasilan.
Dari ruangan ini bisa melanjutkan ke ruangan ketiga yang berada di bagian paling belakang museum. Ruangan ini cukup kecil juga dengan bentuk yang memanjang. Di dinding ruangan ini terpajang foto-foto Wali Kota Probolinggo mulai dari yang pertama hingga Walikota HM. Buchori.
Di bagian dinding lainnya terdapat foto-foto tentang Probolinggo di masa lampau seperti alun-alun dan gedung-gedung bersejarah milik pemerintah . Ada juga foto-foto kuno tentang anak dan ibu dari keluarga China,Dukun Tengger, letusan Gunung Bromo, pengawal raja Chulangkorn dari kerajaan Siam saat berkunjung ke lautan Pasir Tengger di Bromo tahun 1890 dan sebagainya.
Tentu saja ada juga foto bangunan museum Probolinggo ini yang dulunya bernama Societet Geboouw Harmonie dan digunakan sebagai tempat untuk pertemuan dan acara-acara pesta.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar